Semasa kuliah beberapa waktu lalu saya mendengar anekdot dari beberapa sahabat. Khususnya soal dunia kampus, ada sebuah trasisi atau kebudayaan yang sampai saat ini tidak lekang dimakan usia. Soal cinta dan idealisme Mahasiswa.
Cinta adalah perasaan manusiawi yang ada di diri manuasia. Salah satu kegunaannya untuk mengusir rasa sepi. Di beberapa sinetron, cinta bisa datang kapan saja. Tanpa di duga, dan tanpa dirasa. Anehnya cinta bisa dinikmati kapan saja, terutama jika sedang sepi.
Pernah menyatakan cinta saat sedang mengadakan kegiatan, khususnya malam hati. Pernah cinta lokasi dengan adik kelas saat OSPEK atau MAKRAB. Kata sahabatku, di kampusnya sering seperti itu. Apalagi cinta bersemi dalam 1 atap, yaitu organisasi. Bisa terjadi antara atasan dan bawahan, ataupun antara anak buah.
Obrolan berlajut saat kami mengobrol soal salahsatu organisasi yang ada di kampusnya, yaitu DPMU (Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas). Teman saya banyak cerita kejadian memalukan di dalam organisasi terhormat seperi DPM. Banyak yang memanfaatkannya untuk cinta lokasi.
Kata sahabat saya itu, ‘cinta satu atap’ itu bisa sangat berharga saat DPM mengadakan acara di luar kampus. Mereka yang berpacaran tentu akan merasa senang, mereka bisa memanfaatkannya untuk bercinta di acara itu, khusunya malam hari.
Tapi sayangnya si mahasiswa yang berpasangan tidak menyadari kalau status mereka sebagai mahasiswa, status yang seharusnya terhormat. Bahkan seharusnya mereka mengetahui kalau mereka sedang mempertaruhkan idealisme meraka.
Alkisah . . .
Kampus teman saya sedang mengadakan acara pelatihan kepemimpinan di villa kawasan Puncak Bogor. Panitia terdiri dari anggota BEM dan DPM. Ada beberapa pasangan kekasih yang tergabung dalam panitia.
Penggemblengan dilakukan pada siang hari, sedangkan malam hanya dilakukan untuk santai-santai, namun tidak dengan peserta. Peserta disuruh tidur, dan tidak boleh berkeluyuran di malam hari.
Sedangkan panitia bebas berbuat apapun, termasuk berpacaran. Hasil pantuan sahabat saya, saat itu di ruang tamu penuh dengan adegan mesra beberapa pasangan. Mereka sedang asik mencumbu dan merayu.
“Ini benar-benar ajak pemanfaatan,” begitu kata sahabat saya dengan lantangnya.
Di antara yang sahabat saya sebutkan, ada pasangan yang memang saya kenal. Si pria pernah mengklaim dirinya sebagai “orang yang patut disegani di kampus”. Tapi tetap saja kelakuannya tak mencerminkan mahasiswa sejati. Kerjaannya hanya menakut-nakuti dan sok menampilkan ke-kritisannya. Padahal no action!!!!!
Penjaga villa di kawasan puncak itu punya sebutan lain tentang organisasi ini “DPM, Dewan Percintaan Mahasiswa”.
hahahahahahaaha, bukan main memalukan sekali cerita teman saya!!!