Melewati lorong bagian akademik kampus saya seperti melewati tong ‘sampah Janji’. Aroma bau keringat mahasiswa yang mengantri setengah mati untuk mendapatkan jadwal kuliah pun jelas terasa. Banyak yang saya fikirkan saat itu, mulai dari ‘mengapa pelayan kampus bisa sebobrok itu’ sampai ‘mempertanyakan keberadaan wakil mahasiswa yang ada di kampus’. Siangkatnya, mahasiwa sedang kesusahan, mana pihak pejabat Senat/BEM/DPMU? Tidur atau lemas karena puasa.
Inilah yang kusebut sebagai ketidakadilan yang menyengsarakan rakyatnya. Sepuluh Juta digelontorkan dan berharap akan mendapatkan pelayanan dan pendidikan sekelas internasional. Tapi rupanya mengantri di loket dengan status e-learning kampus lebih menarik ditonton. Namun apa yang lebih menarik saat saya menonton mereka pejabat kampus yang sedang asik bermain kartu dan meng-update facebook?
Dimana mereka saat rakyatnya sulit? DI MANA PRESIDEN MAHASISWA itu saat rakyatnya mendapatkan ketidakadilan dari kampusnya???? RASANYA INGIN KU TAMPAR DIA. JANGAN -JANGAN DIA SEDANG SIBUK MENGHITUNG HASIL SURPLUS DANA KEMAHASISWAAN KELAK!!!!!
Catatan Eby 